Gerry pratija
13411037
DEPLESI
Deplesi merupakan istilah lain dari penyusutan atau amortisasi.
Deplesi digunakan khusus untuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui,
misalnya bijih besi, hasil tambang, kayu hutan, dan sebagainya.
Deplesi dihitung dengan tarif deplesi yang diperoleh dari beban
yang dikeluarkan untuk mendapatkan hak penambangan dibagi estimasi hasil yang
akan diperoleh.
Pencatatan deplesi adalah dengan mendebit biaya deplesi dan
mengkredit akumulasi deplesi. Deplesi tidak persis sama dengan depresiasi,
walaupun keduanya merupakan alokasi harga perolehan. Ada perbedaan antara
pengertian deplesi dengan pengertian depresiasi. Deplesi merupakan perwujudan
berkurangnya kuantitas kandungan sumber alam. Biaya deplesi membentuk harga
pokok jadi dan yang jelas istilah deplesi digunakan untuk alokasi harga
perolehan aktiva sumber alam.
Ilustrasi 1 :
PT tambangtambangan memperoleh hak penambangan sebesar Rp
500.000.000.000,- Estimasi hasil yang terkandung di dalamnya sebesar 1.000.000
ton bahan tambang. Tahun pertama berhasil ditambang sebesar 26.500 ton, maka
Jurnal Deplesi yang dilakukan akhir tahun pertama adalah :
D = Beban Deplesi = Rp 13.250.000.000,-
K = Akumulasi Deplesi = Rp 13.250.000.000,-
Keterangan :
Besarnya deplesi tergantung pada jumlah ton yang berhasil
ditambang.
Ilustrasi 2 :
Pada tanggal 5 Januari 20A PT tambangtambangan membeli tanah yang
mengandung bijih tembaga seharga Rp 100 milyar. Estimasi nilai sisa tanah
seharga Rp 20 milyar. Hasil survey geologi pada saat pembelian terdapat 2 juta
bijih tembaga yang dapat diambil. Pada tahun 20A dikeluarkan biaya untuk
pembuatan jalan dan proses pengeluaran bijih tembaga sejumlah Rp 750 juta. Pada
tahun 20A, 50.000 ton telah ditambang. Survey baru dilakukan pada akhir tahun
20B dan diperkirakan ada 3 juta ton bijih temaga yang terkandung di dalam
tambang. Pada tahun 20B, 125.000 ton bijih tembaga berhasil ditambang.
Hitunglah beban deplesi tahun 20A dan 20B !
Beban deplesi tahun 20A :
Harga sumber daya - nilai sisa = Rp 80.000.000.000,-
Perbaikan lahan jalan = Rp 750.000.000,-
Jumlah = Rp 80.750.000.000,-
Estimasi bijih besi = 2.000.000 ton
Biaya deplesi per ton = Rp 40.375,-
Beban deplesi tahun 20A = 50.000 ton x Rp 40.375 = Rp
2.018.750.000
Beban deplesi tahun 20B:
Harga sumber daya (neto) = Rp 80.750.000.000,-
Beban deplesi tahun 20A = Rp 2.018.750.000,-
Sisa pada awal tahun 20A = Rp 78.731.250.000,-
Sisa bijih besi setelah survey (ton) = 3.125.000 ton
( 3.000.000 + 125.000)
Biaya deplesi per ton = Rp 25.194,-
Biaya deplesi tahun 20B = 125.000 x Rp 25.194 = Rp 3.149.250.000,-
SUMBER: