Jumat, 04 Mei 2012

tugas softskill



ANALISIS SENSITIVITAS (SENSITIVITY ANALYSIS)



PENGERTIAN ANALISIS SENSITIVITAS

Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja system produksi dalam menghasilkan keuntungan.
Dengan melakukan analisis sentivitas maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat diketahui dan diantisifikasi sebelumnya.
Contoh :
Perubahan biaya produksi dapat mempengaruhi tingkat kelayakan.

Alasan :
 analisis sentivitas adalah untuk mengantisipasi adanya perubahan-perubahan berikut :
1.    Adanya cost overrn, yaitu kenaikan biaya-biaya, seperti biaya konstruksi, biaya bahan baku, produksi, dsb.
2.       Penurunan produktivitas
3.       Mundurnya jadwal pelaksanaan proyek

Tujuan analisis sensitivitas :
Menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat
1.  Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya di dasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang 
2.    Analisis pasca criteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisisbisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat 

Bisnis sangat sensitiv terhadap perubahan akibat beberapa hal :
1.       Harga
2.       Keterlambatan pelaksanaan
3.       Kenaikan biaya
4.       Ketidaktetapan dan perkiraan hasil (produksi)



Contoh perhitungan analisis sensitivitas

Sebuah penghitungan penggilingan padi mempunyai arus kas seperti terlihat pada table analisis penggilingan padi. pada table tersebut juga telah dilakukan penyelesaian dengan menghitung nilai NPV, IRR dan B/C. analisis dilakukan pada tingkat discount factor 15% per tahun.

Table analisis penggilingan padi (dalam ribu Rp)
Tahun
C
B
B - C
DF 15%
NPV 15%
DF 30%
NPV 30%
DF 50%
NPV 50%
0
5000
0
-5000
1
-5000
1
-5000
1
-5000
1
3000
4000
1000
0.87
870
0.769
769
0.667
667
2
2500
4000
1500
0.756
1134
0.592
888
0.444
666
3
2500
5000
2500
0.658
1645
0.455
1137.5
0.296
740
4
2000
5000
3000
0.572
1716
0.35
1050
0.198
594
5
2000
5000
3000
0.497
1491
0.269
807
0.132
396
6
2000
5000
3000
0.432
1296
0.207
621
0.088
264
7
2000
5000
3000
0.376
1128
0.159
477
0.059
177
8
2000
7000
5000
0.327
1635
0.123
615
0.039
195




NPV =
5915

1364.5

-1301

Hasil analisis :

NPV (pada tingkat discount rate 15% per tahun ) = Rp 5915

870+1134+1645+1716+1491+1296+1128+1635
Net B/C    =         5000
2.183

1365000 X (50 – 30)
   IRR       = 30 + 1365000 – (-1301000)
                 = 40.24 %







ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS)


PENGERTIAN ANALISIS BREAK EVENT POINT

Break Event Point (BEP) sering disebut juga dengan cost  volume profit analysis.  Dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.
Karena analisa ini diperlukan untuk mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainya dan juga laba atau rugi.

Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan analisis ini untuk mengetahui :

1.      Hubungan antara penujualan, biaya, dan laba
2.      Struktur biaya tetap dan variable
3.      Kemampuan perusahaan memberikan margin untuk menutupi biaya tetap
4.      Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi
Hal yang perlu di perlukan sebelum menentukan titik ,yaitu :

1.       Tingkat  laba yang ingin di capai dalam suatu periode
2.       Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat di tingkatkan
3.       Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya variable.

       Manfaat Analisis Break Event Point :

a. Memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. 

b. membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal sebagai berikut :
  • Jumlah penjualan minimalyang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  • Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
  • Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
  • Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.



Jenis-jenis Biaya Berdasarkan Break Event Point (Titik Impas) :
  1. Variabel Cost (biaya Variabel)
Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit.

  1. Fixed Cost (biaya tetap)
Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu.
Contoh : biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan , biaya ini tetap dikeluarkan.

  1. Semi Varibel Cost
Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost.
Biaya yang tergolong jenis ini misalnya : Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
Biaya dapat di golongkan berdasarkan sudut tinjauan antara lain :

1. Menurut keterlibatan biaya dalam pembuatan produk :

a)    Biaya bahan langsung = biaya yang timbul dari pemakaian semua bahan-bahan yang menjadi bagian dari produk jadi
b)     Biaya buruh langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ikut terlibat dalam kegiatan proses produksi
c)      Biaya tak langsung pabrik = biaya yang terjadi di pabrik

Biaya tak langsung pabrik terdiri dari :

·        Biaya bahan tak langsung = biaya dari semua bahan-bahan yang tidak menjadi bagian suatu produk, tetapi diperlukan dalam pengolahan bahan menjadi barang. Contoh : pengelasan  pada pembuatan mobil
·         Biaya buruh tak langsung = biaya yang dikeluarkan untuk pekerja yang ada di pabrik, tetapi tidak langsung dalam proses pembuatan suatu produk. Contoh : gaji untuk pekerja bagian perawatan mesin
d)      Biaya komersial = biaya tak langsung yang tidak terjadi di pabrik.

Biaya komersial terdiri dari :
·     Biaya penjualan = pengeluaran yang dilakukan dalam rangka kegiatabn penjualan suatu produk
·    Biaya administrasi  = pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung kegiatan-kegiatan pabrik

2. Menurut perubahan dalam volume produksi

a)      Biaya tetap  : biaya yang tidak tergantung pada volume produksi
b)      Biaya variable : biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi



Pengelompokan biaya produksi

1.       Biaya historis : yaitu penentuan biaya produk dengan mengumpulkan semua biaya yang telah terjadi dan diperhitungkan setelah operasi pembuatan produk selesai
2.       Biaya sebelum pembuatan : suatu cara penentuan biaya pembuatan produk sebelum produk tersebut di buat

Biaya ini terbagi atas :

a.       Biaya anggaran : berdasarkan kegiatan masa lalu dan perkiraan kegiatan pada masa yang direncanakan
b.       Biaya standar : berdasakan standar-standar pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya
Biaya tetap adalah biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu). Contoh biaya tetap adalah seperti gaji, penyusutan aktiva tetap, bunga, sewa, atau biaya kantor dan biaya tetap lainnya.
Biaya variable adalah biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Contoh biaya variable adalah biaya bahan baku, upah buruh langsung,  dan komisi penjualan variable lainnya.
Interpretasi hasil BEP berarti mengartikan hasil penelitian berdarkan pemahaman yang untuk mengetahui hubungan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, biaya lainnya dan juga laba atau rugi.

Kelemahan penggunaan analisis titik impas.

1.     Asumsi  yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataannya harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.
2.    Asumsi terhadap cost adalah penggolongan biaya dan variable juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan tertentu untuk memenuhi volume penjualan, biaya tetap mau tidak mau harus berubah karena pembelian mesin-mesin atau peralatan baru guna meningkatkan volume produksi untuk penjualan.
3.      Jenis barang yang dijual
4.      Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas
5.      Biaya variable juga tidak selalu berubah secara sejajar dengan perubahan volume penjualan.


RUMUS PENGHITUNGAN BREAK EVENT POINT (BEP)

Break event point dengan cara matematis ini dibagi menjadi 2, yaitu BEP dalam rupiah dan BEP dalam jumlah atau unit.

1.      BEP atau titik impas dalam unit
Rumusnya :

BEP = Biaya Tetap : ( Harga Jual Per Unit : Biaya Variabel Rata-rata )


2.      BEP untuk titik impas dalam rupiah
Rumusnya :

BEP = Biaya Tetap : 1 – ( Biaya Variabel Rata-rata : Harga Jual Per Unit )




Contoh penghitungan BEP (break event point )

Anda berjualan macam –macam jajanan pasar .Biaya tetap yang anda keluarkan adalah Rp.400.000,- Biaya variabelnya sebesar Rp.5.000,- per unit .kemudian anda berniat menjual macam-macam jus buah tersebut dengan harga  Rp.5.500,-  per unit. Maka titik impas atau BEP –nya adalah :

JAWAB :

1.    BEP ( dalam unit ) = Biaya Tetap : (harga Jal Per Unit : Biaya Variabel Rata-rata)
BEP ( dalam unit ) = Rp.400.000,- : (Rp.5.500,-  –  Rp.5.000,-) = 800 Unit

2.     BEP (dalam rupiah ) = Biaya Tetap : 1 – ( Biaya Variabel Rata-rata : Harga Jual Per Unit )
BEP ( dalam rupiah ) = Rp.400.000,- : 1 - (Rp.5.000,-  :  Rp.5.500,-) = Rp.4.399.956,- rupiah

Jadi anda harus berjualan jajanan pasar  sebanyak 800 unit atau menjual sebesar Rp.4.399.956,- agar anda mencapai titik impas. Maksudnya adalah 800 gelas atau Rp.4.399.956,- tadi sudah bisa anda gunakan untuk membayar semua pengeluaran usaha jajanan pasar anda tanpa anda harus rugi. Dan apabila anda mampu menjual 801 unit , berarti satu unit tadilah keuntungan anda.